Bagi Anda yang ingin ngadem dengan menikmati hawa pegunung sekaligus berselfie ria, cobalah bila ke Garut main ka kawasan Daeyuh Manggung. Inilah kawasan perkebunan teh peninggalan zaman Belanda yang kini dikelola oleh PTPN VIII Dayeuhmanggung. Rata-rata bangunan bekas Belanda di Kampoeng Amsterdam ini adalah buatan 1913.
Salah satu kawasan yang ada di sini ada Kampoeng Amsterdam, perumahan pegawai perkebunan peninggalan Belanda. Para pegawai pun menata area permukiman di sini dengan hadirnya rumah warna-warni. Di tempat tersebut punada beberapa balai, seperti balai pohon, dan balai menyerupai perahu yang dimanfaatkan sebagai objek berswafoto oleh para pengunjung. Rata-rata bangunan bekas Belanda di Kampoeng Amsterdam ini adalah buatan 1913.
Dayeuh Manggung sendiri adalah desa di kecamatan Cilawu, Garut. Desa Dayeuh Manggung kerap dijadikan sebagai "main gate" bagi para pendaki yang hendak ke Gunung Cikuray. Sehingga sedikit banyaknya berimplikasi pada peningkatan perekonomian warga setempat. Kawasan ini kini jadi tujuan para wisatawan, terutama anak-anak muda yang ingin berselfie ria.
Spot selfie di talang air bersejarah
Salah satu spot yang biasa jadi tempat berfoto adalah talang air peninggalan zaman Belanda. Jembatan irigasi air sepanjang 200 meter dan masih berfungsi meskipun hanya satu jalur. Awalnya jembatan saluran irigasi itu dua ruas. Namun, gempa besar yang pernah menghantam Garut 2008 lalu merobohkan satu instalasi. Spot berfoto lainnya tentunya grafiti di dinding-dinding rumah, mobil kuno, tank, rumah pohon, perahu layang, juga pohon cinta.
Untuk penataan kampung sendiri dilakukan secara sederhana memanfaatkan barang bekas di rumah dan yang ada di pabrik teh. Yang paling khas adalah dinding-dinding perumahan yang kebanyakan terbuat dari kayu lalu diberi lukisan mural tiga dimensi dengan memanfaatkan sisa-sisa cat dari pabrik.perkebunan Dayeuh Manggung terbaring bisu pada areal seluas sekitar 1.500 hektare, yang sejak 2014 dibudidayakan tanaman jeruk seluas 15,85 hektare pada kawasan Afdeling Tengah.
Masing-masing di Blok Talang seluas 7,17 hektare, serta di Blok Btr Meong 8,68 hektare. Perkebunan jeruk di sini terdiri jenis Keprok Garut 3.365 pohon, Keprok Batu 55 (1.950 pohon), Keprok Madura 1.500 pohon, serta Keprok Trigas 1.800 pohon. Selain itu juga dibudidayakan tanaman lengkeng, alfukat, serta kopi, sehingga areal perkebunan teh nya kini hanya menyisakan sekitar 130 an hektare.
PTPN VIII Dayeuh Manggung, juga kini menggalakan potensi eko wisata di antaranya mewujudkan keasrian Kampoeng “My Darling” (Masyarakat Sadar Lingkungan). Kampung My Darling dicetuskan warga setempat pada awal 2017. Mereka mengusung 'Azas Manfaat' yaitu memanfaatkan limbah-limbah rumah tangga untuk dijadikan hiasan mempercantik hunian.
Rute dan harga tiket wisata Dayeuhmanggung
Kampung ini sendiri berada di Kawasan Perkebunan Teh Dayeuh Manggung yang berlokasi sekitar 19 kilometer dari pusat Kota Garut. Jarak tempuh dari pusat kota menuju ke kampung ini membutuhkan waktu sekitar 45 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Rumah-rumah tersebut berdiri di tanah seluas 7 hektare dan dibangun semi permanen dengan perpaduan bilik rajutan kayu dan tembok. Bagi Anda yang ingin menikmati suasana bangunan bekas Belanda, datanglah ke Kampoeng Amsterdam di area perkebunan teh Dayeuh Manggung, Garut, cukup bayar tiket Rp 5.000/orang,
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS