Dengan didampingi dua staf khusus bidang konektivitas udara, Judi Rifajantoro dan Robert Waloni , Menteri Pariwisata Arief Yahya melakukan pertemuan dengan Tony Fernandes, CEO Air Asia Group bersama dengan Dendy Kurniawan, Direktur Utama Air Asia Indonesia. Audiensi berlangsung di Gedung Kementerian Pariwisata.
Pertemuan tersebut membahas mengenai usulan Air Asia untuk pengembangan terminal khusus Low Cost Carrier di Indonesia, khususnya di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng untuk memudahkan konektivitas penerbangan internasional ke penerbangan domestik. Menurut Tony Fernandes, Indonesia cukup kalah pertumbuhan maskapainya dibanding negara lain karena tidak memiliki strategi khusus untuk melayani penerbangan LCC. Tony Fernandes mengatakan “Indonesia is loosing up because they dont have an LCC strategy right now” Tony juga menyampaikan kebijakan harga yang sangat murah sebagai strategi promosi utama, “Price will drive you to have a look, Indonesia is much more than Bali”.
Sebagai benchmark, Thailand sekarang membuka bandara terminal khusus low cost terminal. Karena mayoritas maskapai menggunakan pesawat wide body, low cost. Tony Fernandes menyarankan Terminal 2 sebagai terminal khusus Low Cost Terminal, atau membuka kembali Terminal 3 lama sebagai Terminal khusus maskapai LCC. Ide utama dari terminal LCC adalah, memperpendek waktu untuk transit, dan memperpanjang waktu untuk berbelanja. Hal ini diharapkan mempertinggi efektivitas waktu penerbangan sehingga bisa diperbanyak. Benchmark bandara LCC yang baik adalah Standstet, London UK.
"Kita siap untuk mengeluarkan uang banyak, karena kita membuka jalur Narita-Jakarta dan responnya sangat bagus. Sementara itu kita siap membuka rute penerbangan Jakarta-India," ujar Tony Fernandes.
Tony Fernandes juga menawarkan untuk membuat keramaian di banyak bandara di Indonesia dengan contoh Bandara Bandung. Di mana Air Asia sebagai pionir membuka jalur internasional Kuala Lumpur-Bandung, dan kemudian diikuti oleh maskapai lain. “I can make such crowds like in Bandung in other airports in Indonesia”
Selain itu, Air Asia juga mendorong pengurangan Airport tax untuk mendorong pertumbuhan LCC. 60% dari rute kami merupakan rute baru, di Indonesia pertumbuhan terbesar ada di kota-kota sekunder. Berbeda dengan maskapai premium yang memfokuskan flight pada kota kota primer (ibukota dll). Tony menyampaikan, pertumbuhan maskapai LCC itu mencapai 32% sementara maskapai full service 3,5% tahun lalu.
Menpar Arief Yahya menyampaikan,“Kita akan dukung pengembangan LCC di Indonesia untuk mencapai target 17 juta wisman”.
Sebagai penutup, audiensi menghasilkan beberapa kesepakatan
1. Menpar mendukung pengembangan bandara LCC di bandara prioritas Indonesia (CGK; DPS)
2. Menpar mendukung usulan mengurangi airport tax untuk LCC agar mendorong pertumbuhan maskapai.
3. Air Asia mendukung target Kemenpar untuk mencapai target 17 juta wisman tahun 2018 dan berkomitmen membuka penerbangan baru di destinasi pariwisata prioritas.
4. Air Asia juga berkomitmen untuk membuka rute penerbangan baru dari originasi prioritas yang pertumbuhannya besar.
Pertemuan ditutup dengan pemberian souvenir dari Menpar Arief Yahya untuk Tony Fernandes.
Pertemuan tersebut membahas mengenai usulan Air Asia untuk pengembangan terminal khusus Low Cost Carrier di Indonesia, khususnya di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng untuk memudahkan konektivitas penerbangan internasional ke penerbangan domestik. Menurut Tony Fernandes, Indonesia cukup kalah pertumbuhan maskapainya dibanding negara lain karena tidak memiliki strategi khusus untuk melayani penerbangan LCC. Tony Fernandes mengatakan “Indonesia is loosing up because they dont have an LCC strategy right now” Tony juga menyampaikan kebijakan harga yang sangat murah sebagai strategi promosi utama, “Price will drive you to have a look, Indonesia is much more than Bali”.
Sebagai benchmark, Thailand sekarang membuka bandara terminal khusus low cost terminal. Karena mayoritas maskapai menggunakan pesawat wide body, low cost. Tony Fernandes menyarankan Terminal 2 sebagai terminal khusus Low Cost Terminal, atau membuka kembali Terminal 3 lama sebagai Terminal khusus maskapai LCC. Ide utama dari terminal LCC adalah, memperpendek waktu untuk transit, dan memperpanjang waktu untuk berbelanja. Hal ini diharapkan mempertinggi efektivitas waktu penerbangan sehingga bisa diperbanyak. Benchmark bandara LCC yang baik adalah Standstet, London UK.
"Kita siap untuk mengeluarkan uang banyak, karena kita membuka jalur Narita-Jakarta dan responnya sangat bagus. Sementara itu kita siap membuka rute penerbangan Jakarta-India," ujar Tony Fernandes.
Tony Fernandes juga menawarkan untuk membuat keramaian di banyak bandara di Indonesia dengan contoh Bandara Bandung. Di mana Air Asia sebagai pionir membuka jalur internasional Kuala Lumpur-Bandung, dan kemudian diikuti oleh maskapai lain. “I can make such crowds like in Bandung in other airports in Indonesia”
Selain itu, Air Asia juga mendorong pengurangan Airport tax untuk mendorong pertumbuhan LCC. 60% dari rute kami merupakan rute baru, di Indonesia pertumbuhan terbesar ada di kota-kota sekunder. Berbeda dengan maskapai premium yang memfokuskan flight pada kota kota primer (ibukota dll). Tony menyampaikan, pertumbuhan maskapai LCC itu mencapai 32% sementara maskapai full service 3,5% tahun lalu.
Menpar Arief Yahya menyampaikan,“Kita akan dukung pengembangan LCC di Indonesia untuk mencapai target 17 juta wisman”.
Sebagai penutup, audiensi menghasilkan beberapa kesepakatan
1. Menpar mendukung pengembangan bandara LCC di bandara prioritas Indonesia (CGK; DPS)
2. Menpar mendukung usulan mengurangi airport tax untuk LCC agar mendorong pertumbuhan maskapai.
3. Air Asia mendukung target Kemenpar untuk mencapai target 17 juta wisman tahun 2018 dan berkomitmen membuka penerbangan baru di destinasi pariwisata prioritas.
4. Air Asia juga berkomitmen untuk membuka rute penerbangan baru dari originasi prioritas yang pertumbuhannya besar.
Pertemuan ditutup dengan pemberian souvenir dari Menpar Arief Yahya untuk Tony Fernandes.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS