Di salah satu sudut Kabupaten Garut, terdapat sebuah perkampungan yang tersembunyi di sebuah pulau mungil di tengah Situ Cangkuang. Bukan sembarang kampung karena permukiman ini merupakan salah satu kampung adat yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Letaknya yang berada di tengah Danau Cangkuang dengan jumlah rumah yang hanya enam unit ditambah satu masjid, menyimpan cerita tersendiri yang melatari keberadaan permukiman mungil ini. Itulah Kampung Pulo yang berada di di Desa Cijakar, Kec. Leles Kab. Garut. Nama Kampung Pulo dilekatkan karena letaknya memang di sebuah pulau kecil di tengah Situ Cangkuang.
Untuk mencapai kampung ini, pengunjung harus menyewa rakit dengan harga yang terjangkau. Perjalanan dengan rakit sekitar 200 meter dari titik pemberangkatan di pangkalan rakit hingga pulau di tengah situ tidak terlalu jauh, hanya sekitar 200 meter. Pemandangan sepenjang perjalanan cukup indah dengan latar belakang Gunung Guntur di kejauhan.
Tiba di pulau yang dituju (Pulau Panjang), 50 anak tangga menantang pengunjung untuk dilewati. Kesan pertama ketika berkunjung ke kampung ini pada siang hari adalah kesenyapan. Seperti tidak ada orang yang menghuni enam unit rumah di sini karena suasananya begitu lengang dan sepi. Kampung tersebut terlihat bersih, tidak ada sampah yang berserakan. Keadaan ini membuat pengunjung malu untuk membuang sampah sembarangan.
Berbeda dengan di dekat jalan masuk ke kampung ini, yang ramai oleh jejeran pedagang yang menjajakan cenderamata khas situ Cangkuang. Kampung ini justru tampak "hidup" oleh beberapa pengunjung yang berwisata untuk menyaksikan keunikannya. Kabarnya, kehidupan di kampung ini baru akan berdetak menjelang magrib hingga selepas isya, karena saat itu para penghuninya sudah kembali pulang setelah bekerja di sawah dan ladang.
Ketentuan Jumlah Rumah
Kampung Pulo merupakan salah satu kampung adat di Jawa Barat karena warganya masih mempertahankan adat istiadat dan tatali piranti karuhun dalam kehidupannya, termasuk bangunan rumah yang ada di sana.
Jumlah bangunan rumah di kampung ini tidak pernah berubah, yakni enam rumah adat ditambah satu bangunan masjid kecil. Keenam rumah adat ini konon merupakan peninggalan dari leluhur pendiri Kampung Pulo, yakni Embah Dalem Arif Muhammad dan pengikutnya yang tinggal di daerah Cangkuang ratusan tahun silam. Tiga rumah dalam satu deret berhadapan dengan tiga rumah lain di seberangnya, sementara di bagian ujung kampung terdapat masjid berikut tempat wudunya.
Semua bangunan bentuknya sama, yakni memanjang atau jolopong mengarah ke utara dan selatan. Rumah ketua adat terlihat berbeda dengan yang lain, karena atapnya memakai penutup atap ijuk. Rumah adat yang lain memakai genting sebagai penutup atapnya.
Keunikan kampung ini terletak pada jumlah rumahnya yang hanya enam unit. Dan, jumlah ini tidak boleh berubah, baik bertambah atau berkurang. Selain itu, warga kampung ini tidak boleh lebih dari enam kepala keluarga yang pemiliknya mengikuti garis keturunan pihak perempuan. Lalu bagaimana jika seorang anak warga kampung ini sudah dewasa dan berumah tangga?
Sesuai ketentuan, maka paling lambat dua minggu anak yang sudah berkeluarga harus meninggalkan kampung ini dan membangun rumah tangganya sendiri di luar kampung. Sebaliknya, bila ada warga kampung yang meninggal, maka sanak keluarga yang semula berada di luar, boleh masuk kembali menjadi warga kampung, setelah melalui seleksi yang dilakukan ketua adat.
Candi Cangkuang
Sebelum Embah Dalem Arif Muhammad datang untuk menyebarkan agama Islam, masyarakat yang tinggal di daerah Cangkuang merupakan penganut agama Hindu. Salah satu peninggalannya adalah bangunan candi berikut sebuah patung Syiwa. Candi ini kemudian dikenal dengan Candi Cangkuang. Arif Muhammad tidak pernah mengusik keberadaan candi ini meskipun beliau adalah penyebar agama Islam di daerah Cangkuang.
Di dekat bangunan candi pun terdapat kompleks makam Islam, salah satunya makam Embah Dalem Arif Muhammad. Ada juga sebuah museum kecil berisi benda-benda peninggalan Embah Dalem Arif Muhammad, berupa naskah dari abad ke-17 dan Kitab Suci Alquran.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS