Sinetron Preman Pensiun tengah menjadi tontonan wajib, khususnya, warga Jawa Barat. Kami dari tim www.wisatajabar.com ingin lebih tahu dan mengenal lebih dekat tentang suasana produksi sinetron garapan Kang Aris Nugraha ini. Maka, pada Sabtu, 6 Juni 2015, kami menyambangi basecamp para pemain dan kru Preman Pensiun di Rizh Hotel, Jalan Talaga Bodas, Bandung. Lokasinya dekat dengan perempataan Jln. Burangrang / RM Ayam Goreng Suharti beberapa meter ke arah timur.
Lokasi basecamp ternyata ada tepat di depan hotel, yakni di sebelah kiri tempat parkiran. Di sana ada sebuah saung tempat para pemain dan kru ngaso sejenak. Baik saat jeda shooting maupun saat shooting selesai. Kebetulan saat kami datang, di sana ada penulis sekaligus sutradara Preman Pensiun, Kang Aris Nugraha. Selain itu, ada juga pemain lain: Epy Kusnandar (pemeran Kang Mus), Ikang Sulung (pemeran Bos Jamal), Kang Ica (pemeran Pipit), Kang Denny (pemeran Murad), Andra Manihot (pemeran Dikdik), Fajar Khuto (pemeran Ujang), Ucup Palentin (pemeran Ubed), dan Dicky Satria (pemeran Jupri).
Para pemain dan kru menyambut kami dengan ramah. Malah, kami lama berbincang dengan Kang Aris Nugraha selaku konseptor sekaligus pemimpin dari sinetron ini.
"Kami sangat senang dengan sambutan masyarakat, khususnya warga Bandung dan Jawa Barat. Sinetron ini dapat diterima dengan antusias. Kebetulan kami memang asli urang Sunda, tak lain ingin sinetron ini dapat diterima oleh masyarakat dengan khazanah kesundaan yang kami sajikan," papar Kang Aris.
Memang, sinetron ini kental sekali dengan nuansa Jawa Barat. Kang Aris mampu menyajikan sinetron ini dengan logat dialog khas Sunda, pengenalan tempat wisata di Bandung, hingga makanan khas Jawa Barat. Beberapa tempat yang menjadi setting di sinetron ini antara lain: di kawasan Gedung Merdeka, Pasar Buku Palasari, Terminal Cicahemu, Bukit Moko, Floating Market Lembang, hingga Saung Angklung Udjo di kawasan Padasuka, Bandung Timur.
Makanan khas Sunda juga disajikan dalam sinetron komedi ini. Dari Kang Bahar yang suka makan rangginang; Kang Komar yang suka kue balok khas Garut; hingga keluarga Kang Mus yang suka dibawakan kue cubit oleh keponakannya yang bernama Dea. Inilah sinetron yang bisa mendekatkan kultural masyarakat Sunda dengan dunia peran di layar kaca. Hal ini tentunya bisa menjadi nilai lebih bagi promosi suatu daerah dengan menyelipkan kekayaan wisata lokal dalam tayangan televisi yang menghibur sekaligus mendidik.
Lokasi basecamp ternyata ada tepat di depan hotel, yakni di sebelah kiri tempat parkiran. Di sana ada sebuah saung tempat para pemain dan kru ngaso sejenak. Baik saat jeda shooting maupun saat shooting selesai. Kebetulan saat kami datang, di sana ada penulis sekaligus sutradara Preman Pensiun, Kang Aris Nugraha. Selain itu, ada juga pemain lain: Epy Kusnandar (pemeran Kang Mus), Ikang Sulung (pemeran Bos Jamal), Kang Ica (pemeran Pipit), Kang Denny (pemeran Murad), Andra Manihot (pemeran Dikdik), Fajar Khuto (pemeran Ujang), Ucup Palentin (pemeran Ubed), dan Dicky Satria (pemeran Jupri).
Para pemain dan kru menyambut kami dengan ramah. Malah, kami lama berbincang dengan Kang Aris Nugraha selaku konseptor sekaligus pemimpin dari sinetron ini.
"Kami sangat senang dengan sambutan masyarakat, khususnya warga Bandung dan Jawa Barat. Sinetron ini dapat diterima dengan antusias. Kebetulan kami memang asli urang Sunda, tak lain ingin sinetron ini dapat diterima oleh masyarakat dengan khazanah kesundaan yang kami sajikan," papar Kang Aris.
Memang, sinetron ini kental sekali dengan nuansa Jawa Barat. Kang Aris mampu menyajikan sinetron ini dengan logat dialog khas Sunda, pengenalan tempat wisata di Bandung, hingga makanan khas Jawa Barat. Beberapa tempat yang menjadi setting di sinetron ini antara lain: di kawasan Gedung Merdeka, Pasar Buku Palasari, Terminal Cicahemu, Bukit Moko, Floating Market Lembang, hingga Saung Angklung Udjo di kawasan Padasuka, Bandung Timur.
Makanan khas Sunda juga disajikan dalam sinetron komedi ini. Dari Kang Bahar yang suka makan rangginang; Kang Komar yang suka kue balok khas Garut; hingga keluarga Kang Mus yang suka dibawakan kue cubit oleh keponakannya yang bernama Dea. Inilah sinetron yang bisa mendekatkan kultural masyarakat Sunda dengan dunia peran di layar kaca. Hal ini tentunya bisa menjadi nilai lebih bagi promosi suatu daerah dengan menyelipkan kekayaan wisata lokal dalam tayangan televisi yang menghibur sekaligus mendidik.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS